Jumat, 12 September 2008

28 Agustus 08 Figur Humas Masa Kini



Senyum Manis, Berjiwa Entrepreneurship
S
ejauh ini masih banyaknya beranggapan bahwa fungsi Humas hanya sebagai pembuat press release, keprotokolan, dokumentasi, berhubungan dengan media, serta tidak memiliki kemampuan berhubungan dengan masyarakat luas. Padahal fungsi Humas, khususnya di pemerintahan dan instansi lainnya, adalah bagaikan sebuah lampu depan pada instansi tersebut.
Maka dari itu fungsi Humas tak hanya jadi pemadalam kebakaran, yang bisa memadamkan kobaran api emosi, serta menjadi kameramen atau fotografer. Akan tetapi seorang Humas itu harus cerdas dan berjiwa entrepreneurship. Karena seorang Humas diperlukan kemampuan untuk mengkaji bagaimana rumusan terbaik untuk mengkomunikasikan sebuah program pelayanan publik kepada masyarakat.
Karena humas adalah suatu lembaga yang sangat strategis untuk menjembatani hubungan antar instansi maupun masyarakat dan elemen-elemen kelembagaan masyarakat lainnya. Pasalnya dari humas itulah, seluruh informasi penting.
Tidak salah kalau Humas itu merupakan corong atau penyambung lidah, serta jadi mediasi dua arah yang bisa dimanfaatkan untuk menentukan arah kebijakan strategis organisasi yang bisa dikomunikasikan ke seluruh komunitas eksternal atau internal.
Humas memang menjadi jendela dan garda paling depan bagi sebuah instansi atau organisasi lainnya. Maka dari itu kecerdasan dan kepiawaiannya untuk memetakan demografis customer atau masyarakat adalah keharusan.
Seperti diungkapkan Kabag Humas Pemko Batam Yusfa Hendri, bahwa keberadaan Humas disebuah institusi acapkali diartikan sebagai 'pemadam kebakaran' atau menyelesaikan semua masalah. Namun kata ketua Bakohumas Kota Batam ini, bahwa Humas seharusnya terlibat dalam permasalahan sejak dini. Artinya Humas itu harus terlibat sejak proses dari perencanaan.
"Katakan sebuah institusi itu adalah institusi pemerintahan, yang akan membuat kebijakan berobat gratis. Nah dalam perencanaan ini Humas harus dilibatkan. Tentunya sebagai Humas yang baik harus menganalisa perencanaan tersebut, dan bagaimana caranya agar nantinya jika ada yang bertanya Humas bisa menerangkan dengan bahasa yang sederhana," ujar Yusfa Hendri.
Kemudian, saat program tersebut berjalan, kata Yusfa, Humas itu harus memantau sampai dimana dampak dari kebijakan tersebut. Disini, sebut Yusfa, seorang Humas harus melakukan riset atau turun kelapangan untuk mendapatkan informasi lebih jauh. Jika dampak yang ditimbulkan positif, kata Yusfa, maka hal itu sudah berjalan dengan baik. namun sebaliknya berdampak negatif, maka seorang Humas harus secepatnya memberikan telaahan kepada pimpinan agar kebijakan tersebut dievaluasi kembali.
Diakui Yusfa, Humas memegang peranan sangat central dalam institusi. Dimana pencitraan sebuah institusi akan sangat bergantung kepada kinerja Humas di institusi yang bersangkutan.
Sejatinya, Humas secara struktur melekat pada sebuah jabatan. Namun secara kelembagaan, sesungguhnya siapapun di institusi dimanapun yang berkenaan menjadi humas, harus bisa menempatkan diri dan membangun image institusi yang ditempatinya.
"Jadi tidak bisa hanya Humas saja yang membangun pencitraan itu. Melainkan seluruh pegawai juga harus mampu menjadi Humas tentunya dalam kadar yang berbeda-beda," jelas Yusfa.
Dicontohkan Yusfa, Humas Pemko Batam sendiri sejauh ini sudah menjalankan peran sebagaimana mestinya sebuah Humas di sebuah lembaga pemerintah. Dengan memiliki 14 kru, dan perlengkapan yang cukup memadai, Humas Pemko Batam bisa mendokumentasikan dan mempublikasikan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan pemko Batam. Yakni mulai dari ketersediaan website untuk masyarakat agar bisa mengakses informasi terbaru di pemerintahan Kota Batam, hingga majalah yang juga memuat hal-hal serupa.
"untuk mendapatkan data seputar kegiatan di Pemko Batam, coba saja akses ke http://www.humasbatam.com/, pasti akan ditemukan berbagai informasi. Nah inilah bukti keprofesionalan kita ini," terang Yusfa.
Disebutkan Yusfa, bahwa sebagai praktisi Humas, seseorang itu harus memiliki persyaratan, yaitu harus menguasai tugas dan fungsinya sebagai Humas. Semakin besar pemahaman seseorang terhadap fungsi dan tugasnya, maka semakin besar pula beban yang dipikul oleh seorang Humas tersebut. Selain itu, Humas juga harus bisa membangun komunikasi kedalam institusi maupun keluar institusi yang berkenaan. Khusus untuk institusi pemerintah sikap dan etitude harus menjadi contoh bagi Humas yang lainnya
Ujung Tombak
Sementara menurut Kepala Bagian Humas dan Publikasi Otorita Batam, Dwi Djoko Wiwoho, bahwa keberadaan Humas merupakan ujung tombak keberhasilan pemerintahan menjalankan tugas-tugas pembangunan. Dirinya menilai kehumasan Batam sudah cukup berhasil dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Namun kalaupun ada kekurangan-kekurangan dalam beberapa hal, itu hanya sebagian kecil saja.
"Memang dulunya ada anggapan bahwa Humas di pemerintahan itu adalah orang buangan. Namun itukan anggapan dahulu, tapi sekarang Humas adalah ujung tombaknya, " kata pria yang kerap dipanggil Djoko ini.
Menurut Djoko, hingga sampai saat ini Humas di Batam sudah berjalan dengan baik sesuai harapan. Dan dalam menjalankan tugas-tugasnya, Humas suatu instansi memiliki beberapa staf yang membantunya. "Seperti di Otorita Batam (OB), Humas ada beberapa orang yang menjalankan fungsinya sehingga hasil dari satu keputusan yang diharapkan akan dibaca oleh satu juru bicara," kata Djoko menjelaskan.
Namun Djo tak memungkiri, kalau sejauh ini masih ada kekurangan-kekurangan Humas dalam bekerja. Namun demikian Humas khususnya yang ada di OB, akan berusaha untuk kedepannya memaksimalkan tugas dan fungsi Humas dapat lebih maju lagi.
Berjiwa Entrepreneurship
Lain lagi tanggapan Sekertaris Dewan (sekwan) DPRD Kota Batam yang juga mantan Kabah Humas Pemko Batam, Guntur Sakti, bahwa peran Humas saat ini sudah melejit tinggi dibanding sebelumnya yang beranggapan tempat 'kumpulan orang-orang terbuang'.
Namun demikian kata Guntur, seorang Humas haruslah diisi oleh individu-individu yang multitalenta. Di masa perkembangan informasi teknologi yang kian pesat, seorang Humas juga dituntut untuk dapat memainkan perannya sebagai PR (public relation) dan berjiwa entrepreneurship, serta mampu mengelola kehumasan secara aspek keilmuan, serta mampu pula menjadi juru bicara atau negosiator yang mumpuni.
""Humas itu agent of change. Dia membawa perubahan yang nyata di sebuah institusi, sebagai pembaharu informasi dan bertindak menjadi leader opinion. Makanya Humas perlu memiliki jwa yang terbuka. Inilah sebabnya dia harus seorang yang multitalenta. Intinya, Humas wajib memiliki jiwa entrepreneurship. Humas semestinya mampu meringankan beban dari institusi yang menaunginya, tidak lagi sekedar menjadi corong tapi juga harus bisa bertindak sebagai PR," kata Guntur.
Namun Guntur menyayangkan kalau saat ini masih banyak Humas yang belum mampu untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu kehumasan. Padahal, posisi Humas tidak jauh beda dengan seorang CEO atau Eksekutif perusahaan maupun pejabat tinggi di pemerintahan. Inilah yang hendaknya dipahami betul oleh seorang Humas.
Lantas, kenapa Humas-humas di pemerintahan cenderung 'kalah' dibanding Humas di pihak swasta? Menurut Guntur, karena ada dua hal yang turut memicu keberhasilan tugas seorang Humas. Yakni pertama, figur atau SDM Humas yang ada masih belum 'tangguh' berhadapan dengan khalayak luas. Kondisi ini sering pula diperparah dengan minimnya anggaran pembiayaan. Serta yang kedua, adalah masih adanya anggapan para birokrat di daerah yang memandang Humas sebelah mata, bukan bagian terpenting.
"Apresiasi dari pemerintah daerah sejauh ini masih kurang terhadap keberadaan Humas. Saya pikir, penyebabnya adalah, Pemda merasa tidak ada kompetitor. Beda halnya dengan swasta yang memang memanfaatkan betul kehadiran humas sebagai pencitra perusahaan. Sebaiknya, Pemda juga mau berfikir untuk berkompetisi dengan swasta di dalam pencitraan institusi ini," kata Guntur lagi. (sm/yr/an/ik)

Tidak ada komentar: