Senin, 22 September 2008

30 Agustus 08 15 Perusahaan Industri Tandatangani Super 2008

BATAMCENTRE- Sebanyak 15 perusahaan industri yang menjalankan proses produksi usahanya di Pulau Batam menandatangani surat pernyataan (SUPER) tertulis atas kesediaan perusahaan tersebut untuk memperbaiki kinerja pengelolaan lingkungannya, guna mengendalikan dampak lingkungan dan menurunkan beban pencemaran yang bersumber dari limbah industri yang dihasikannya sesuai ketentuan perundang-undangan lingkungan hidup.
Penandatanganan Super tersebut lansung dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Rachmat Witoelar, Wakil Gubernur Propinsi Kepulauan Riau HM Sani, Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Ketua Otorita Batam Mustofa Wijaya.
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bappedalda) Kota Batam, Dendi N Purnomo menjelaskan, penandatanganan surat pernyataan tersebut merupakan ke 5 kalinya di lakukan oleh Pemko Batam sejak tahun 2003. Sebelumnya, selama empat kali melakukan program tersebut, tercatat 79 perusahaan yang telah menandatangani Super, dan 62 diantaranya sudah melaksanakan peraturan yang ada. Sementara 17 sisanya masih dalam proses, namun waktu yang ditentukan terlewati.
Jenis usaha perusahaan yang ikut serta pada program tersebut secara rinci adalah 50 perusahaan fabrikasi atau Shipyard, 4 perusahaan elektronik, 3 migas, 3 loga, 7 plastik/kertas dan sisanya perusahaan yang bergerak pada kegiatan industri non manufaktur lainnya.
“ Berdasarkan evaluasi, 78 persen atau sekitar 62 perusahaan telah melaksanakan komitmennya,” Sebut Dendi N Purnomo sembari menambahkan bahwa aspek yang mereka nilai dalam program SUPER melingkupi pemeriksaan dokumen AMDAL, UKL, Sistem Pelaporan, Dokumen Limbah, Monitoring Kualitas Air dan Udara, Ketersediaan Utilitas IPAL, TPS, Oil Chatcher, Health & Safety dan pelaksanaan program Penghijauan.
“Sisanya sekitar 28 persen atau 17 perusahaan, belum menjalankan komitmennya dan mereka kini dalam tahap pembinaan,” ujarnya
Pada penandatangan program SUPER tahun 2008, kelima belas perusahaan yang menandatangani surat pernyataan bermaterai Rp 6.000 itu yakni PT Risis Indonesia, PT Ghimli Indonesia, PT Rock International Tobacco, PT Sinbad Precast Teknindo, PT Epson Toyocom, PT Semen Batam, PT Cladtek Bi Metal Manufacturing, PT Marcopolo Shipyard, PT Patraindo Nusa Pertiwi, PT Minamoto Indonesia, PT Cahaya Perdana Transalam, PT Telaga Mas Mulya, PT Global Process System, PT Zinc Power Batam Indo dan PT Netwel Shipyard Batam.
Disebutkanya, penandatanganan super tersebut dilakukan sebagai upaya menata dan menegakkan aturan hukum lingkungan melalui program pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan lingkungan hidup oleh masing-masing perusahaan.
Sementara itu dalam rangka pelaksanaan SEZ di Batam, Bintan dan Karimun, Wakil Gubernur Propinsi Kepulauan Riau, HM Sani mengharapkan agar walikota dan para bupati di Provinsi Kepulauan Riau mengetatkan aturan perizinan dan pengawasan lingkungan terhadap perusahaan yang telah dan akan berinvestasi di wilayahnya masing-masing.
Menurut dia hal itu penting dicermati mengingat kepatuhan terhadap hal tersebut tidak hanya sekedar memberikan keuntungan kepada sumber daya perusahaan tetapi juga berguna bagi kepentingan orang banyak.
“ Saya yakin, jika pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan ini dilakukan secara baik, mudah-mudahan kita semua sehat, termasuk saya dan bapak-bapak didepan yang notabene adalah para pengambil kebijakan diperusahaannya,” ungkap wagub.
Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani nota kesepakatan antara Pemko Batam, Pemprov Kepri dan Otorita Batam tentang pengelolaan limba industri B3 (KPLI) Kabil dan laboratorium lingkungan hidup Batam yang terletak pada lokasi yang sama. Penandatangan naskah kerjasama ini juga disaksikan Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar.
“Tadi pagi, sebelum saya kesini Wagub dan Wako menanyai kondisi kesehatan saya setelah terbaring sakit beberapa bulan lalu. Saya bilang kalau ke Batam, badan saya terasa lebih sehat karena perusahaan disini mampu mencahayai saya untuk terus berpacu membangun citra lingkungan Indonesia di mata Internasional, melalui pintu gerbannya yaitu Batam, ” ucap Rachmat Witoelar. (sm/an)

Tidak ada komentar: