Jumat, 12 Desember 2008

13 oktober 08 Sagulung, Nongsa, dan Sekupang Rawan Flu Burung

SEKUPANG- Sejumlah daerah di Batam masih rawan penularan flu burung. Daerah tersebut rata-rata perumahan penduduk yang memelihara ayam di kawasan pemukiman, seperti Sagulung Baru, Batubesar Nongsa, dan Sei Harapan Sekupang.

Dokter hewan Dinas KP2K Kota Batam Samuel Tampubolon kepada Sijori Mandiri menyebutkan hal itu terjadi karena unggas yang dipelihara secara tradisional oleh warga tersebut tidak mendapatkan perawatan yang semestinya. Apalagi unggas-unggas yang dipelihara di pemukiman penduduk tersebut dibiarkan hidup bebas di alam terbuka, sehingga bisa menularkan virus avian influenza (AI) atau yang disebut dengan flu burung ini dengan cepat.

Disebutkan Samuel, virus yang di temukan di Sagulung Baru beberapa waktu lalu termasuk kedalam virus tipe A yang merupakan Orthmy xopiriday atau virus yang gampang menular. Bahkan di sebutkannya, kemungkinan besar virus flu burung H5N1 yang terdapat di Indonesia dan juga di Batam yang tergolong pada low patogenic ini diperkirakan sudah bermutasi ke jenis lain sesuai dengan cuaca yang ada di Batam.

Meskipun begitu, Samuel menyebutkan, sejauh ini virus yang sangat mematikan ini baru hanya menyerang unggas saja. Namun begitu, kemungkinan untuk menular pada manusia masih bisa saja terjadi. Untuk itu, dengan tidak menentunya cuaca di Batam akhir-akhir ini, ia meminta kepada pemilik unggas untuk lebih telaten menjaga unggas-unggasnya. Termasuk untuk membersihkan kandang unggasnya secara berkala.

Ia juga menghimbau, sesuai Perwako no.15 tahun 2007 tentang pelarangan pemeliharaan unggas di kawasan pemukiman penduduk agar di turuti oleh masyarakat.

Selain itu, untuk mencegah penularan virus dari luar daerah ke Batam, dinas terkait sudah melakukan koordinasi untuk pelarangan pemasukan unggas dewasa ke Batam.

Terkait adanya kecemasan warga Batam terhadap penularan virus flu burung ini, Samuel menghimbau agar warga tidak perlu khawatir, karena flu burung yang di temukan di Batam beberapa waktu lalu hanyalah pada unggas yang dipelihara secara tradisional, sementara unggas yang dipelihara khusus tidak ada masalah. Hal ini karena unggas yang di komersilkan tersebut diwajibkan untuk melakukan vaksinasi berkala dan pengawasan yang ketat dari Dinas KP2K.

"Masyarakat tak perlu khawatir, jika memasak unggas, masaklah yang benar, karena virus flu burung akan mati di suhu yang panas, dan setelah memasak unggas cuci perlengkapan dengan sabun, karena virusnya akan mudah mati dengan sabun," ujarnya. (sm/an)

Tidak ada komentar: