Jumat, 12 Desember 2008

27 Oktober 08 Tanah Di Jalan Raya Semakin Menjadi

Tanah Di Jalan Raya Semakin Menjadi
-Pihak Terkait Masih Cuek

BATAM- Tanah yang dibawa oleh kendaraan di jalan raya semakin menjadi. Sudah hampir dua bulan hal ini terus menjadi pemandangan wajib yang tak terelakkan di Batam. Tetapi hingga saat ini belum tampak tindakan dari pihak terkait.

Seperti yang terjadi di kawasan depan SPBU Tembesi, kawasan depan SPBU Simpang Jam, jalan raya menuju bandara, jalan raya menuju Sekupang, dan jalan di depan Rusun Bida Kuning Muka Kuning.

Tanah yang rata-rata dibawa oleh kendaraan seperti kobelko dan truk dari lokasi proyek pembangunan ini sangat mengganggu lalu lintas. Yang mana ketika hujan, jalanan akan berubah menjadi lumpur, dan ketika panas kabut tebal menutupi pemandangan, sehingga akan membahayakan pengendara yang melewati jalur tersebut.

Seorang pengendara sepeda motor dikawasan Muka Kuning mengeluhkan hal ini. Disebutkannya baik dari Muka Kuning menuju Batu Aji, maupun sebaliknya terdapat pemandangan yang hampir sama, yakni di depan rusun Bida Kuning Muka Kuning dan depan SPBU Tembesi atau kawasan pembangunan supermarket Top 100.

"Ketika panas, debunya bertebaran sehingga menutupi penglihatan, lebih parah kedua kawasan itu rawan kecelakaan, tetapi sampai sekarang tidak ada tindakan penertiban terhadap kendaraan yang membawa tanah yang mengotori jalan ini," ujar pengendara yang bernama Rudi ini.

Hal lainnya yang juga dikeluhkan oleh pekerja di salah satu PT di Muka Kuning ini adalah tanah yang berubah menjadi lumpur ketika hujan tiba. Sehingga membuat parhnya kedua jalur tersebut.

"Saat melalui di kawasan itu ketika hujan, kita tak ubahnya seperti melalui kubangan lumpur, " ujarnya.

Permasalahan tanah ini diakui oleh Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam Azwan kepada Sijori Mandiri.

"Permasalahan tanah di jalan raya ini memang semakin menjadi, tetapi kami tim kebersihan tidak bisa berbuat banyak, karena kami juga hanya mendapat imbasnya," ujarnya melalui sambungan telepon kepada Sijori Mandiri.

Untuk mengatasi permasalahan ini seharusnya dibentuk kelompok kerja. Namun sejak terakhir hal ini dibicarakan pada awal tahun 2008 hingga sekarang belum ada kelanjutannya. Sehingga dinas kebersihan juga tidak bisa berbuat banyak. Ia juga menyebutkan beberapa hari lagi akan dilakukan penilaian Adipura untuk Kota Batam.

"Saya sudah tidak tau lagi apa yang harus dilakukan, menegur lansung pengendara sudah pernah saya lakukan, teguran tertulis juga, bahkan menghentikan truk pembawa tanah itu lansung juga, tetapi kini kembali lagi. Memang harus ada pokja, tetapi pokja ini hingga kini belum juga terbentuk," ujarnya.

Sementara, hingga kini sejumlah jalan raya secara terus menerus di banjiri tanah, aparat terkait, yakni OB selaku pemberi ijin cut and fill, Dinas Perhubungan selaku pengawas lalu lintas angkutan jalan, Dinas Tata Kota sebagai pemberi ijin pendirian bangunan di Batam, Dinas Kebersihan sebagai pemegang tampuk kebersihan di Batam, Dinas Kimpras sebagai dinas pembangunan, serta aparat kepolisian sebagai penindak pelanggaran lalu lintas di Batam belum ada upaya tegas untuk mengakhirinya.(sm/an)

Tidak ada komentar: