Jumat, 12 Desember 2008

23 Oktober 08 Nurmadiah Tuntut Keseriusan Masyarakat Berantas Pergaulan Bebas

Nurmadiah Tuntut Keseriusan Masyarakat Berantas Pergaulan Bebas

SEKUPANG- Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Batam Nurmadiah kepada Sijori Mandiri mengungkapkan pesta seks yang melibatkan dua orang siswi SMP Negeri di Tiban belum lama ini merupakan suatu permasalahan yang sangat luar biasa yang terjadi di Batam. Oleh karena itu ia menghimbau masyarakat untuk bersatu padu memberantas pergaulan bebas tersebut.

Nurmadiah menyebutkan, kejadian yang sangat luar biasa itu merupakan cerminan dari kecuekan masyarakat terhadap remaja kini. Dengan kejadian ini, ia menghimbau masyarakat, terutama orang tua agar lebih bijak dalam mengawasi anak-anaknya.

"Dengan adanya kejadian ini, kita jangan menyalahkan interen anak, dan kita tidak bisa menyalahkan salah satu pihak saja, melainkan salah kita sebagai masyarakat yang tidak peduli dengan perkembangan remaja masa kini yang mudah dipengaruhi oleh trend pergaulan bebas luar negeri yang mudah diakses, baik media televisi maupun internet, apalagi majalah khusus dewasa," ujar Nurmadiah panjang lebar.

Ia juga menyebutkan, dengan adanya kejadian ini, masyarakat, guru, orang tua dan lebaga-lembaga yang katanya konsen pada anak harus lebih gencar lagi mengadakan kegiatan pencerahan kepada anak.

"Sekarang ini kita harus melakukan sebuah gebrakan untuk anak-anak ini, sudah tidak ada lagi ceritanya kita sebagai penonton, jangan sampai ada korban lain lagi," ujarnya.

Ia juga mengomentari sikap orang tua di Batam yang cenderung membebaskan anak-anaknya tanpa adanya pengontrolan. Dicontohkannya kembali kasus pesta seks yang dilakukan oleh anak SMP tersebut, dimana 3 hari anaknya tidak kembali kerumah. Ini menurutnya merupakan sebuah gambaran didikan orang tua yang tidak bener.

Ia juga menambahkan, anak yang sedang memasuki usia remaja membutuhkan perhatian yang ekstra dari orang tuanya. Diusia tersebut, anak cenderung labil dalam bertindak, sehingga orangtualah yang diperlukan untuk mengarahkannya. Selain itu, pendidikan agama dan pengetahuan moral semenjak kecil juga harus diberikan kepada anak agar tidak salah melangkah dikemudian hari.

Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam Muslim Bidin ketika dihubungi Sijori Mandiri tadi malam menyebutkan ia belum bertemu dengan kepala sekolah SMP tempat Us dan Na bersekolah. Namun berdasarkan keterangan dari guru kesiswaan sekolah tersebut kepadanya, anak tersebut sudah tidak masuk sekolah selama 3 hari. Ketika dikonfirmasi pihak sekolah kepada orang tuanya, mereka menyebutkan bahwa anaknya sedang sakit, sehingga tidak bisa sekolah.

Disinggung tentang perbuatan anak yang telah mencoreng dunia pendidikan di Batam ini, Muslim Bidin menyebutkan permasalahan ini sudah terlanjur diketahui orang banyak, dan sangat memalukan. Untuk hukuman yang akan diberikan oleh sekolah terhadap kedua siswa ini sendiri menurut Muslim akan diserahkan kepada hasil rapat majelis guru.

Namun, melihat kejadian ini, ia menyebutkan si anak bisa jadi tidak akan betah untuk terus bersekolah disekolah tersebut. Dan bisa jadi akan di perolok oleh teman-temannya yang lain. Sehingga besar kemungkinan anak tersebut akan keluar dari sekolah.

Ia menambahkan, permasalahan ini terjadi diluar tanggung jawab sekolah, karena kejadiannya bukan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu pengawasan orang tua terhadap anaknya harus lebih maksimal.

"Selama ini program untuk pendidikan yang kita berikan sudah maksimal, tinggal lagi tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, bagaimana dia mengawasi tindak tanduk anaknya dilingkungan pergaulannya," ujarnya.

Sementara itu, kepala sekolah Us dan Na, Maisarah ketika dihubungi Sijori Mandiri melalui telepon genggamnya, tidak bisa dihubungi. Begitu juga dengan pesan singkat yang dikirimkan tidak dibalasnya. Berdasarkan informasi, kepala sekolah Us dan Na ini tengah berada di Tanjung Pinang. Tetapi tidak diketahui apakah urusan dinas atau pribadi. (sm/an)

Tidak ada komentar: