Sabtu, 08 November 2008

09 September 08 Penipuan Berkedok Dukun Pengganda Uang Disidangkan

-Terdakwa Mengaku Hanya Meminjam Untuk Partai Anaknya
SEKUPANG- Perkara penipuan yang diperkirakan lebih dari Rp 6 Milyar disidangkan di PN Batam dengan terdakwa Salbiah (70) di Pengadilan Negeri Batam, Senin (8/9). Salbiah membantah kalau dirinya adalah Dukun pengganda uang, menurutnya ia hanya meminjam uang kepada korbannya yang digunakannya untuk partai anak ke 6-nya yang bernama Irwansyah, sebagai Ketua Partai Indonesia Sejahtera (PIS).

Perkara penipuan itu mendatangkan 4 saksi korban yakni Mery yang tertipu lebih dari Rp 5,5 miliar, tetapi hanya dilaporkan Rp 4,4 milyar, Siti Aisah tertipu sekitar RP 600 juta, Saadah tertipu sekitar Rp 26, 5 juta dan Ratna tertipu sekitar Rp 7,5 juta.

Penipuan ini berlangsung selama 1 tahun sebelum Salbiah tertangkap yaitu November 2006 sampai November 2007. Sedangkan Salbiah ditangkap kepolisian pada 13 Mei 2008 lalu.

Persidangan dipimpin oleh Hakim Sholahudin dan dibantu oleh Hakim Wisnu dan Ahmad Bondan sebagai hakim anggota. Bertindak sebagai JPU Ridho Setiawan.

Berdasarkan pengakuan 4 saksi yang merupakan korban Salbiah mengatakan bahwa dalam aksinya Salbiah menggunakan sejumlah jimat dan benda pusaka yang disebutkannya berasal dari tokoh-tokoh ternama di Indonesia. Menurut mereka, Nenek yang bertubuh tambun tersebut berhasil meyakinkan mereka bahwa ia bisa menggandakan uang setoran dengan cara memasukan sejumlah uang yang diberi nama uang pertahanan kedalam tas baru.

Bahkan Salbiah disebutkan merupakan dukun keluarga Cendana (keluarga Soeharto,red) dan mengaku dekat dengan almarhum Ibu Tien Soeharto. Selain itu, terdakwa juga disebutkan dekat dengan penguasa Laut Selatan yaitu Ratu Nyi Roro Kidul. Dalam aksi-aksinya, ia disbutkan sering kesurupan roh-roh seperti roh Putri Hijau, roh Opung Bisu, roh Sisinga Mangaraja dan sejumlah roh-roh ternama lainnya.

Saat kerasukan roh-roh tersebut, korbannya diminta untuk terus menyetorkan sejumlah uang kepada Salbiah untuk melengkapi syarat penggandaan uangnya. Disebutkan, jika menyetorkan uang Rp 15 juta, maka uang tersebut akan dilipat gandakan menjadi Rp7 Milyar, uang hasil lipat gandaan itu disebutkannya sebagai uang hibah. Semakin banyak uang yang disetorkan, maka semakin banyak hibah yang akan didapatkan.

Selain itu, setelah beberapa korbannya menyetorkan sejumlah uang kepadanya, ia kerap mengajak para korbannya untuk melakukan ritual dan ziarah ke beberapa makam keramat yang ada di Indonesia. Diantaranya korban diajak berziarah ke makam Wali Songo di Jawa, makam Raja Sisingamangaraja di Sumut. Juga masih ada beberapa tempat keramat di Kalimantan yang mereka kunjungi. Tidak hanya di Indonesia, ziarah mereka juga sampa ke negara tetangga, yakni Singapura.

Mery, korban yang mengalami kerugian paling banyak mengatakan selain ditipu secara lansung, uangnya juga dipinjam oleh terdakwa. Meri yang merupakan pengusaha travel, catering dan pedagang pada saat persidangan di dampingi suaminya, Iwan ini mengaku bahwa uang yang dipinjamkannya tersebut berasal dari penjualan barang-barang berharga miliknya dan juga hasil meminjam dari orang lain.

Sementara itu, Salbiah yang diwawancarai Sijori Mandiri usai persidangan mengaku dirinya hanya meminjam uang dari korbannya. Ia meminjam dalam jumlah Rp 100 juta secara bertahap, yang kemudian ia sadari ternyata hutangnya semakin banyak. Uang itu dipergunakan anaknya untuk biaya partai yang disebutkannya Partai Indonesia Sejahtera. Menurutnya anaknya yang bernama Irwansyah itu merupakan ketua partai PIS Kepri, dan kini telah menghilang tak tau rimbanya. Sementara ia harus terjerat kasus hukum sendiri.

"Mereka menuduh saya dukun, saya bukannya dukun pengganda uang, saya hanya tukang pijit biasa saja, memang dulu saya pernah bekerja sama Ibu Tien, tetapi saya tidak pernah mengaku sebagai dukun pengganda uang, mereka bohong, dipersidangan nanti akan saya buka semua duduk persoalannya," ujar Salbiah.

Anehnya usai persidangan kemaren, sejumlah saksi yang mendatangi PN tersebut tak tampak penyesalan sedikitpun, mereka justeru tampak sering tertawa kepada wartawan yang menanyainya.(sm/an)

Tidak ada komentar: