Selasa, 18 November 2008

07 Oktober 08 Satu Orang Meninggal Karena DBD

-Penderita Diperkirakan Terus Bertambah Hingga Januari
SAGULUNG- Penderita positif Demam Berdarah Dengue di Kota Batam sejak Juli hingga September selalu mengalami peningkatan. Selama September ini, penderita DBD di Batam mencapai 110 orang, satu diantaranya meninggal. Penderita DBD ini diperkirakan akan terus bertambah, seiring dengan berlanjutnya musim hujan hingga Januari mendatang.

Kadis Kesehatan Kota Batam Mawardi Badar kepada Sijori Mandiri di kantornya, Senin (6/10) mengatakan sejak Juli, hingga September lalu, penderita DBD terus menunjukan peningkatan. Pada bulan Juli tercatat 87 orang, pada bulan Agustus 90 orang, dan pada bulan September 110 orang, satu diantaranya meninggal dunia di akhir lebaran lalu.

Satu orang penderita DBD yang meninggal dunia tersebut berasal dari Teluk Bakau Kabil, Kecamatan Nongsa. Penderita dikabarkan telat dibawa kerumah sakit, karena disangka telah sembuh dari demam yang dideritanya.

"Kita sudah suarakan, jika ada anak sakit atau kita sakit demam tinggi, lansung dibawa ke rumah sakit atau puskesmas lansung cek darah, kalau positif lansung dirawat. DBD ini gejalanya kayak pelana kuda, tiga hari demam tinggi, setelah itu panasnya akan turun, tetapi jangan disangka sudah sembuh, karena itu adalah masa kritis, terlambat di infus, nyawa taruhannya," ujar Mawardi panjang lebar.

Dari keseluruhan data yang ada, disebutkannya saat ini yang menjadi daerah rawan DBD adalah Kelurahan Buliang, Kecamatan Bengkong. Didaerah tersebut didapatkan belasan penderita DBD. Tingginya penderita DBD di kawasan tersebut menurut Mawardi dikarenakan keengganan penduduk dikawasan tersebut untuk membasmi jentik-jentik nyamuk.

"Kawasan itu banyak rumah mewah, tetapi disana yang menjadi sarang nyamuk itu justru rumah mewah itu, pas bunga mereka ada piring yang menampung air limpahan hasil penyiraman, itu dibiarkan menggenang oleh mereka sehingga nyamuk semakin banyak bertelur, bagaimana mencegahnya kalau masyarakat itu sendiri tak peduli," sebutnya lagi.

Mawardi juga menambahkan, jika selama ini masyarakat terus meminta di foging atau penyemprotan nyamuk, hal itu disebutkannya tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Nyamuk memiliki sayap, yang jika di semrot akan lari, namun setelah 3-4 jam berikutnya ia akan kembali. Selain itu, nyamuk hanya berusia 2 bulan, dan dipastikan akan mati dalam waktu tersebut. Jadi, untuk meminimalisir perkembang biakan nyamuk, hanyalah dengan menjaga barang-barang bekas agar tidak tergenang air, dan menjadi sasaran nyamuk untuk berkembang biak.

"Masyarakat harus menyadari pentingnya melakukan 3 M, menguras bak mandi dua kali dalam seminggu, menutup tempat penampungan air dan menimbun barang bekas, kalau ini dilaksanakan penderita DBD akan terus menurun," ujarnya mengakhiri. (sm/an)

Tidak ada komentar: